Styrofoam kerap kali digunakan untuk wadah pembungkus makanan karena dinilai murah, praktis dan mudah ditemukan. Namun dengan segala kelebihan dari wadah styrofoam, wadah yang umumnya berwarna putih ini dapat mengganggu kesehatan pengguna nya serta merusak lingkungan.
Apa itu Styrofoam?
Styrofoam adalah wadah yang dapat digunakan untuk berbagai hal seperti pembungkus makanan, wadah telur, piring dan nampan sekali pakai, serta kebutuhan lainnya. Styrofoam terbuat dari plastik polistiren atau plastik yang keras. Dengan bahan tersebut, styrofoam memiliki bentuk yang lebih kuat dan padat dibandingkan plastik biasa sehingga dapat dijadikan pengganti wadah yang biasa terbuat dari kaca.
Dengan kepraktisan penggunaannya, banyak yang mengira styrofoam memudahkan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Padahal dengan menggunakan wadah styrofoam dapat membahayakan kesehatan dan juga lingkungan. Selain menimbulkan penyakit berbahaya, styrofoam termasuk menjadi barang sekali pakai yang sulit untuk didaur ulang sehingga dapat terjadi penumpukan sampah styrofoam yang dapat merusak lingkungan. Maka dari itu, penggunaan styrofoam seharusnya diatur untuk mengurangi efek negatif dari styrofoam.
Efek Penggunaan Styrofoam bagi Kesehatan dan Lingkungan
Berikut adalah dampak dari penggunaan styrofoam dari segi kesehatan:
- Bahan yang digunakan dalam styrofoam yaitu polistiren mengandung zat karsinogen yang membahayakan tubuh karena zat tersebut dapat menyebabkan kanker
- Paparan polistiren kepada pengguna styrofoam dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan
- Paparan yang lebih kronis akan menyebabkan depresi, sakit kepala, kelelahan, kelemahan, gangguan pendengaran bahkan gangguan fungsi ginjal. Hal ini dapat terjadi kepada para pekerja di pabrik pembuatan styrofoam karena mereka berinteraksi secara intensif dengan styrofoam setiap hari.
- Pembuatan styrofoam membutuhkan zat hidrokarbon yang jika terlepas di udara dan bereaksi dengan nitrogen oksida dan menghasilkan ozon di tanah dapat menyebabkan rusaknya fungsi paru-paru. Sehingga akan terjadi penyakit pernapasan
- Sampah styrofoam yang dibuang dan dibakar juga akan membahayakan. Hal ini dikarenakan proses pembakaran sampah styrofoam dapat menghasilkan campuran racun yang dapat merusak fungsi sistem saraf
- Penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan juga dapat membuat makanan terkontaminasi terhadap polistiren. Terutama pada makanan yang bersuhu tinggi, mengandung lemak tinggi, atau terlalu lama pada wadah styrofoam menjadikan makanan berpeluang lebih besar terkontaminasi
Dengan beberapa poin di atas, wadah styrofoam sangat tidak direkomendasikan untuk digunakan sebagai wadah makanan secara langsung.
Selain itu, wadah styrofoam yang tidak terkelola memiliki dampak bagi lingkungan:
- Bahan nya yang terbuat dari busa membuat styrofoam ringan dan mudah terbawa angin. Hal ini sangat memungkinkan sampah styrofoam tercecer di jalan atau bahkan berakhir di laut dan mencemari lingkungan laut.
- Bahan nya yang ringan juga membuat wadah ini mudah hancur sehingga dikhawatirkan termakan hewan baik yang ada di darat maupun yang ada di laut.
- Bahan polistirena yang ada di styrofoam membuat sampah styrofoam sulit untuk terdegradasi. Pun jika terdegradasi, zat kimia yang terkandung di dalamnya akan larut dan dapat merusak sumber air.
- Manufaktur styrofoam menjadi salah satu pencipta limbah berbahaya terbesar karena dalam pembuatannya memberikan kontribusi besar dalam pemanasan global. Hal ini dikarenakan pembuatan styrofoam terdapat senyawa yang merusak ozon.
- Saat proses pembuatan styrofoam, terdapat jutaan karbon dioksida yang terlepas ke atmosfer. Hal ini tentu menjadi pemicu pemanasan global.
Efek bahaya bagi kesehatan dan lingkungan menyebabkan styrofoam dilarang penggunaannya di beberapa wilayah di Amerika Serikat seperti New York, Washington DC, New Jersey dan lain sebagainya.
Sebagai warga masyarakat, untuk mengurangi efek kesehatan bagi tubuh menggunakan wadah pribadi dapat menjadi alternatif pengganti wadah styrofoam. Selain higienitas yang lebih baik, menggunakan tempat makan sendiri juga turut mengurangi produksi sampah.
Produsen juga diharapkan dapat beralih ke kemasan lain yang lebih berkelanjutan dan dapat didaur ulang dengan lebih baik. Contoh kemasan tersebut dapat dikomposkan seperti daun pisang, daun jati, wadah tempurung kelapa. Selain minim sampah, pengemasan tradisional tersebut nampah lebih estetik dan dapat menjadi daya tarik.
Sampah Styrofoam dapat Didaur Ulang
Kabar baiknya Waste4Change sebagai layanan pengelola sampah dan layanan daur ulang sampah turut serta membantu mengelola sampah styrofoam. Melalui layanan Send Your Waste, Waste4Change mampu mendaur ulang sampah styrofoam. Layanan ini tidak hanya dapat mendaur ulang sampah dari organisasi, tetapi juga dari individu.
0 Komentar
Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!