PERSAHABATAN BAGAIKAN PELANGI Oleh : Helen Nayyara S. / 3A “Selamat pagi semua”. Sapaku dengan penuh semangat. “ Selamat pagi juga Helen”, balas Cisa sambil menghampiriku. Ya begitulah panggilanku saat dikelas. Pagi-pagi telah disambut hangat oleh seorang sahabat. Aku dan Cisa pun mengobrol sampai bel berbunyi, kita pun segera berbaris & berdo’a. Begitulah aku saat di sekolah, aku sangat bersyukur memiliki sahabat yang mengertiku dikala sedih, susah maupun senang. “Dorrrr”, suara yang besar itu mengagetkanku. “Lubna”, teriakku dengan kesal, bagaimana tidak disaat sedang melamun tiba-tiba dikagetkan oleh seseorang. “Maaf-maaf, abisnya kamu ngelamun terus sih, ntar takutnya kesambet”, kata Lubna sambil memainkan rambutku. “Udah kesambet dari dulu kali, hahahaha”, ucap Eqi yang sedang ada dibelakangku. “Qi, tau nggak sih, GARING!” Balasku sambil berpindah posisi. “Serah situ”, ucap Eqi sambil mengambil makanannya. “setiap hari kayaknya kalian berantem terus deh”, ucap Lubna dengan nada heran. “Ya memang, BTW gimana nasib Secrets Girl? Kayaknya udah jarang bongkar rahasia”, jawabku sekaligus bertanya. “Ya gitulah, pas mau bocorin rahasia pasti ada yang nguping, terutama Precil”, jawab Lubna sambil menyindir. Buat kalian yang belum tahu, Precil itu panggilan buat Eqi ya. “Nyindir nih”, jawab Eqi dengan nada ketus. “Hahahaha, merasa”, ucap Lubna sambil tertawa. “Lubna, Lubna ngomongin aku sama Eqi berantem terus, kaya kamu nggak sering berantem aja sama Eqi”, kataku sambil membenarkan kacamata merah tuaku itu. “Woi, tadi ada Kak Ajeng lho!Lagi nari setingi langit” ucap Ifa sambil mengahampiriku &Lubna. “Oh.. ya?Dimana?”, tanyaku sambil membaca buku.”Di lapangan upacara”, jawab Ifa.”Ntar aja mager nih!” ucap Lubna dengan santai. Beberapa menit kemudian istirahat selesai. Saatnya mengerjakan tugas kembali! Namun tiba-tiba kepalaku sangat pusing, tapi sengaja nggak aku kasih tahu siapa-siapa. Tanpa kuduga Ifa datang kepadaku dengan berkata, “Len, kamu pusing?”. Aku kaget bagaimana bisa dia mengetahuinya, mungkin itulah sahabat sejati, yang selalu tahu apa yang kita rasakan. Lalu aku jawab “iya”.
Lubna yang mendengar itu langsung mengajakku ke UKS namun aku menolaknya. “Ayo Len ke UKS aja, disini rame nanti kamu tambah pusing”, kata Cisa sambil membereskan bukuku.”Nggak apa-apa Cis, moment ii justru paling aku kangenin saat libur”, ucapku dengan tersenyum. “Helen kenapa sih?”, tanya Eqi dan Leon barengan.”Pusing”, jawab Ifa singkat.”Kebanyak main hp itu”, ucap Leon. “Helen aja dua hari nggak main HP”, jawab Lubna kesel. “Ke UKS saja!”, saran Eqi. “dari tadi udah disuruh, tapi dianya nggak mau”, ucap Cisa sambil menatapku.”Udah, aku nggak apa-apa udah baikan kok”. Lagipula obat yang paling ampuh adalah do’a dan hiburan dari kalian”, jawabku lagi-lagi sambil tersenyum . “Benar?”, tanya Ifa tak percaya. “Iya IPA, IPS !!!”, jawabku gemes. “ Tuh liat udah bisa marah!, Jawab Eqi. “Hahahaha”, tawa Lubna. “Guys, thanks you banget udah jadi sahabat sejatiku udah support aku sampai detik ini. Selalu mengerti aku di kala suka maupun duka. Aku harap persahabatan kita bagaikan pelangi, yang terus bersama dan tak akan berpisah”, ucapku dengan penuh rasa sayang. “Aamiin”, ucap Ifa. “Sama-sama Helen”, jawab Lubna dan Cisa. Memang persahabatan yang indah.
0 Komentar
Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!